Lirik Lagu Indonesia Raya
Berikut lirik lengkap lagu Indonesia Raya 3 stanza dengan ejaan yang disempurnakan.
Indonesia, tanah airku,Tanah tumpah darahku,Di sanalah aku berdiri,Jadi pandu ibuku,
Indonesia, kebangsaanku,Bangsa dan tanah airku,Marilah kita berseru,Indonesia bersatu,
Hiduplah tanahku,Hiduplah negeriku,Bangsaku, rakyatku, semuanya,Bangunlah jiwanya,Bangunlah badannya,Untuk Indonesia Raya.
Indonesia Raya, merdeka! Merdeka!Tanahku, negeriku yang kucintaIndonesia Raya, merdeka! Merdeka!Hiduplah Indonesia Raya!
Indonesia, tanah yang mulia,Tanah kita yang kaya,Di sanalah aku berdiri,Untuk selama-lamanya,
Indonesia, tanah pusaka,Pusaka kita semuanya,Marilah kita mendoa,Indonesia bahagia!
Suburlah tanahnya,Suburlah jiwanya,Bangsanya, rakyatnya, semuanyaSadarlah hatinya,Sadarlah budinya,Untuk Indonesia Raya.
Indonesia Raya, merdeka! Merdeka!Tanahku, negeriku yang kucintaIndonesia Raya, merdeka! Merdeka!Hiduplah Indonesia Raya!
Indonesia, tanah yang suci,Tanah kita yang sakti,Di sanalah aku berdiri,Menjaga ibu sejati,
Indonesia, tanah berseri,Tanah yang aku sayangi,Marilah kita berjanji,Indonesia abadi!
Selamatlah rakyatnya,Selamatlah putranya,Pulaunya, lautnya, semuanya,Majulah negerinya,Majulah pandunya,Untuk Indonesia Raya.
Indonesia Raya, merdeka! Merdeka!Tanahku, negeriku yang kucintaIndonesia Raya, merdeka! Merdeka!Hiduplah Indonesia Raya!
Demikian sejarah dan lirik lagu Indonesia Raya. Semoga bermanfaat.
Siapa tidak kenal dengan lagu Garuda Pancasila? Lagu ini kerap dinyanyikan di sekolah maupun saat perayaan hari besar tanah air. Namun, siapa sebenarnya pencipta lagu Garuda Pancasila?
Pencipta lagu Garuda Pancasila adalah Sudharnoto. Nama ini jarang terdengar dan dikenalkan di sekolah-sekolah karena diduga terkait perannya sebagai salah satu pimpinan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), yakni organisasi yang dekat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Namun, tak bisa dipungkiri bahwa sejarah telah mencatat bahwa Sudharnoto adalah pencipta lagu kebangsaan Indonesia, yang dinyanyikan dari generasi ke generasi sampai saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berkibarlah Benderaku
Serupa dengan lagu bendera merah putih, lagu ini juga membahas mengenai bendera negara Indonesia. Penciptanya pun sama, yakni Ibu Sud yang memiliki nama lengkap Saridjah Niung.
Berkibarlah benderaku
Lambang suci gagah perwira
Di seluruh pantai Indonesia
Kau tetap pujaan bangsa
Siapa berani menurunkan engkau
Serentak rakyatmu membela
Sang merah putih yang perwira
Berkibarlah selama-lamanya
Kami rakyat Indonesia
Mencurahkan segala tenaga
Supaya kau tetap cemerlang
Tak gentar hatiku melawan rintangan
Tak goyang jiwaku berkorban
Sang merah putih yang perwira
Berkibarlah selama-lamanya
Pencipta Lagu 17 Agustus (Hari Merdeka)
Lagu 17 Agustus (Hari Merdeka) diciptakan oleh Sayyid Muhammad Husain Al Mutahar atau dikenal dengan nama Husein Mutahar.
Selain dikenal sebagai komposer lagu kebangsaan dan anak-anak, Mutahar juga dikenal sebagai salah satu pendiri Gerakan Pramuka Indonesia dan berjasa dalam pengembangan kegiatan kepanduan di Indonesia pada era 1945-1961.
Mengutip buku Kumpulan Lagu Nasional, Mutahar mengenyam pendidikan setahun di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (1946-1947), setelah tamat dari MULO B (1934) dan AMS AI (1938).
Pada tahun 1945, Mutahar bekerja sebagai Sekretaris Panglima Angkatan Laut RI di Yogyakarta.
Kemudian pada 1947 ia menjadi pegawai tinggi Sekretariat Negara di Yogyakarta. Jabatan terakhirnya adalah sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Luar Negeri (1974), setelah dipercaya sebagai Duta Besar RI di Vatikan (1969-1973).
Mutahar merupakan tokoh penting dalam sejarah musik Indonesia, terutama dalam genre lagu kebangsaan dan kepanduan. Ia terkenal dengan kontribusinya dalam menciptakan lagu-lagu yang membangkitkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air.
Lagu "17 Agustus" pertama kali diperkenalkan pada tahun 1946, setahun setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Lagu dengan tempo cepat dan lirik yang menggugah semangat ini lahir di tengah suasana genting saat Indonesia menghadapi perang revolusi pada tahun 1946.
Pada masa itu, Indonesia sedang berjuang keras mempertahankan kemerdekaannya dari upaya Belanda untuk kembali menjajah.
Di tengah situasi penuh gejolak tersebut, Husein Mutahar menciptakan lagu ini sebagai bentuk dorongan semangat dan sebagai pengingat akan perjuangan para pahlawan yang telah gugur demi kemerdekaan bangsa.
Selain lagu "17 Agustus", Husein Mutahar yang pernah memimpin orkes milik Jawatan Kereta Api (PJKA) juga dikenal dengan karya-karya lainnya seperti “Hymne Syukur”, yang diperkenalkan kepada khalayak pada Januari 1945.
Kemudian ada juga lagu “Dirgahayu Indonesiaku” yang menjadi lagu resmi HUT ke-50 RI pada 1995.
Husein Mutahar meninggal dunia di Jakarta pada 9 Juni 2004 pada usia 87 tahun. Meskipun telah tiada, warisannya dalam bentuk lagu-lagu nasionalis tetap hidup dan terus menginspirasi generasi muda Indonesia.
Lagu "17 Agustus" menjadi semakin populer setelah dinyanyikan kembali oleh grup musik Cokelat dan dirilis dalam album "Untukmu Indonesiaku" pada tahun 2006.
Versi Cokelat memberikan sentuhan rock dan pop yang membuatnya terasa lebih segar dan sesuai dengan selera musik modern, sementara versi asli lebih menonjolkan nuansa patriotik dan klasik.
Hymne Suara Proklamasi
Pencipta: R.A.J. Soedjasmin
Lagu Hymne Suara Proklamasi mengandung makna tentang peristiwa proklamasi.
Api merdeka kekal menyala
Di dada rakyat puluhan juta
Setiap jengkal tanah di bela
Tanah airnya bumi tercinta
Dengar hai dengar suara berapi
Lagu menembus kabut dan mendung
Dalam perjuangan hidup dan mati
Di jalan merdeka tiada berujung
Jaga panjinya tetap perkasa
Pusaka jaga negerinya bebas senantiasa
Jiwa rakyatnya kekal merdeka
Pencipta: Sancaya H.R.
Lagu Indah Tanahku mengisahkan mengenai keindahan Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke.
Bagaikan intan permata
Dari Sabang ke Merauke
Samudra luas terbentang
Gunung tinggi menjulang
Hutan rimba alam raya
Ku persembahkan lagu ini memuja ‘Indah Tanahku’
Sampai masa akhir hayatku kucintai dia selalu
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pencipta lagu[1][2][3] atau penulis lagu (bahasa inggris: Songwriter) ialah musisi yang membuat komposisi musik dan menulis lirik untuk sebuah lagu. Pencipta lagu dapat juga disebut komponis, karena awalnya sebuah lagu digubah dengan cara menuliskan notasinya, contohnya pada genre musik klasik. Seorang pencipta lagu yang cenderung menulis lirik sering kali disebut lirikus.
Profesi pencipta lagu lebih dikenal dengan tugas menciptakan lagu untuk penyanyi atau musikus lain, namun tidak sedikit pencipta lagu yang menyanyikan lagu yang ditulisnya sendiri. Dalam industri musik, penulis lagu biasanya bekerjasama dengan penerbit musik, terutama dalam pengelolaan hak atas komposisi mereka yang digunakan secara komersial oleh musikus lain.
Mengheningkan Cipta
Lagu mengheningkan cipta ditulis untuk mengenang jasa para pahlawan yang gugur ketika membela nusa dan bangsa. Lagu ini selalu dinyanyikan ketika upacara bendera.
Dengar seluruh angkasa raya memuji
Nan gugur remaja di ribaan bendera
Kau kukenang wahai bunga putra bangsa
Bagi Indonesia merdeka
Bangun Pemuda Pemudi
Pencipta: Alfred Simanjuntak
Pada mulanya lagu ini adalah mars dari Sekolah Rakyat Sempurna Indonesia. Lagu ini ditujukan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme para pemuda di sekolah tersebut.
Bangun pemuda pemudi Indonesia
Tangan bajumu sing sing kan untuk negara
Masa yang akan datang kewajibanmu lah
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa
Sudi tetep berusaha jujur dan ikhlas
Tak usah banyak bicara trus kerja keras
Hati teguh dan lurus pikir tetap jernih
Bertingkah laku halus hai putra negri
Bertingkah laku halus hai putra negri
Lirik Lagu 17 Agustus (Hari Merdeka)
Dengan nada yang penuh semangat dan lirik yang menggugah semangat nasionalisme, lagu ini selalu dikumandangkan setiap perayaan HUT RI. Berikut adalah lirik lagu 17 Agustus (Hari Merdeka) ciptaan Husein Mutahar.
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih di kandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Kita tetap setia tetap sedia
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih dikandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Kita tetap setia tetap sedia
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih dikandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Kita tetap setia tetap sedia
Suara.com - Lagu Minang yang berjudul "Ciinan Bana" yang awalnya dipopulerkan oleh Fauzana kini kembali mendapatkan perhatian besar setelah versi baru dinyanyikan oleh Shinta Arsinta. Orang-orang pun bertanya sebetulnya siapa pencipta lagu Ciinaan Bana?
Bagaimana pencipta lagu Ciinaan Bana bisa membuat musik dan karya yang viral seperti itu? Seperti apa pula sosoknya? Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini.
Perlu diketahui, versi terbaru lagu Ciinan Bana ini telah menjadi viral di TikTok. Bahkan lagu viral tersebut sedang menduduki posisi sepuluh besar dalam daftar trending musik Indonesia di YouTube.
Lagu "Ciinan Bana" adalah sebuah ciptaan dari Ary Ajhay Pasma. Video musik untuk lagu ini diunggah ke saluran YouTube Kembar Music Digital, dengan perilisan perdana pada tanggal 23 Agustus 2024.
Baca Juga: Berapa Royalti Pencipta Lagu? Ini Tarif dan Sistem Pembayaran Sesuai UU
Sejak saat itu, lagu ini telah meraih popularitas yang luas, berkat aransemen yang segar dan penyampaian emosional yang kuat dari Shinta Arsinta.
Dengan popularitasnya yang melonjak, lagu ini tidak hanya menyita perhatian di platform media sosial, tetapi juga mengundang banyak diskusi di kalangan penggemar musik Minang.
Fenomena ini menunjukkan betapa dinamisnya industri musik lokal, di mana karya lama dapat dihidupkan kembali dan mendapatkan apresiasi baru melalui interpretasi modern.
Profil Pencipta Lagu Ciinan Bana
Pasma Rizal, lebih dikenal dengan nama Ajhay Pasma, adalah seorang musisi berbakat yang telah menghasilkan berbagai lagu populer baik di Indonesia maupun di negara-negara tetangga.
Baca Juga: Lagu Ciinan Bana Tentang Apa? Penjelasan Lagu Minang Viral Lengkap dengan Liriknya
Dalam industri musik Indonesia, terutama bagi penggemar Slowrock dan Minang, Ajhay Pasma adalah nama yang sudah sangat dikenal. Karya-karya musiknya terkenal karena melodi yang mudah dinikmati dan terasa segar di telinga.
Ajhay Pasma telah membuat kontribusi signifikan dalam dunia musik dengan menciptakan lagu-lagu yang sering dinyanyikan ulang oleh berbagai artis.
Banyak dari lagu-lagu ciptaannya dapat ditemukan di saluran YouTube, di mana artis lain sering membawakan kembali atau merilis ulang karya-karyanya.
Karier Ajhay Pasma menunjukkan dedikasinya dalam menciptakan musik yang tidak hanya populer tetapi juga mempengaruhi perkembangan musik di tanah air. Informasi mengenai karya-karya dan prestasinya dapat ditemukan di berbagai platform musik dan media sosial.
Meskipun begitu belum banyak masyarakat yang mengenal Ajhay Pasma. Bahkan akun Instagram @ajhay.pasma hanya memiliki pengikut sekitar 500 follower saja.
Padahal lagu karyanya "Ciinan Bana" di Youtube sudah ditonton belasan juta kali. Baik itu lagunya yang dinyanyikan oleh Fauzana maupun Shinta Arsinta.
Daftar Karya Ajhay Pasma
Berikut ini adalah daftar karya Ajhay Pasma, beserta penjelasan mengenai tahun rilisnya:
1. Satu Rasa Cinta (2022)
Pada tahun 2022, karya ini mempersembahkan konsep cinta yang tunggal dan mendalam, menggambarkan nuansa cinta yang penuh makna.
2. Tak Sedalam Ini (2022)
Di tahun yang sama, 2022, judul ini menawarkan refleksi tentang keterbatasan kedalaman perasaan yang ada dalam hubungan.
3. Mengapa Masih Disini (2023)
Memasuki tahun 2023, judul ini mengangkat pertanyaan tentang alasan bertahan dalam suatu situasi atau hubungan yang mungkin tidak memuaskan.
4. Berhias Dusta (2023)
Karya lain dari tahun 2023 ini menyelidiki tema kebohongan yang menutupi kebenaran, dengan elemen hiasan yang menyembunyikan realitas.
5. Satu Cinta Seribu Maaf (2023)
Juga dirilis pada tahun 2023, judul ini berbicara tentang cinta yang mengharuskan banyak permohonan maaf, menyoroti perjalanan emosional dalam hubungan.
6. Sedang Berjuang (2023)
Judul ini, yang keluar pada tahun 2023, menggambarkan usaha dan perjuangan yang terus dilakukan dalam menghadapi berbagai tantangan.
7. Belahan Hati Yang Mana (2024)
Memasuki tahun 2024, karya ini mempertanyakan tentang belahan jiwa yang tepat atau sejati, serta pencarian cinta yang sesuai.
8. Cinta Dalam Cinta (2024)
Juga dirilis pada tahun 2024, judul ini mengeksplorasi konsep cinta yang ada dalam bentuk cinta lainnya, menyajikan hubungan yang kompleks dan berlapis.
9. Patah Ranting Cinta (2023)
Kembali pada tahun 2023, judul ini melambangkan cinta yang patah dan hubungan yang mengalami keretakan, mengekspresikan kesedihan dan kehilangan.
10. Pelangi Setelah Hujan (2023)
Dalam tahun yang sama, 2023, karya ini menawarkan gambaran tentang keindahan yang muncul setelah kesulitan, seperti pelangi yang mengikuti hujan.
11. Butakan Saja (2023)
Juga dirilis pada tahun 2023, judul ini mengajak untuk menutup mata terhadap sesuatu yang mungkin tidak ingin dihadapi, memperlihatkan pilihan untuk mengabaikan kenyataan.
Setiap judul mencerminkan tema dan nuansa yang berbeda dalam konteks tahun perilisannya, memberikan gambaran yang bervariasi mengenai perkembangan emosional dan relasional dalam karya-karya tersebut.
Seperti itulah pencipta lagu Ciinan Bana yang viral di YouTube yang ternyata belum banyak diketahui orang.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama
Daftar Lagu Nasional Indonesia – Mengenal dan belajar lagu nasional mempunyai beragam manfaat, Grameds. Misalnya, dapat menumbuhkan rasa nasionalisme, memperkaya jenis musik, menumbuhkan kreativitas, serta rasa percaya diri.
https://jalantikus.com/
Disamping itu, melalui lagu-lagu nasional tersebut Grameds juga bisa belajar menghargai dan menghormati jasa para pahlawan. Apalagi lirik dari lagu nasional, umumnya berkaitan dengan semangat perjuangan dari para pahlawan.
Biasanya, hal-hal mengenao lagu nasional telah dikemas menjadi salah satu materi pelajaran yang diajarkan di sekolah. Meski demikian, tak ada salahnya juga jika Grameds mempelajarinya di rumah untuk memperkaya wawasan.
Grameds dapat mempelajari pencipta lagunya, makna di balik liriknya, ataupun sejarah mengapa lagu tersebut diciptakan. Di Indonesia sendiri, ada banyak sekali lagu nasional seperti Indonesia Raya, Bangun Pemudi Pemuda, dan Berkibarlah Benderaku yang kerap didengar.
Lalu, apa sajakah daftar lagu nasional Indonesia lainnya? Simak 23 lagu nasional yang bisa Grameds pelajari berikut ini.
Lirik Lagu Nasional Dan Sejarahnya
Nah, Grameds tidak perlu bingung mencari rangkuman mengenai lagu-lagu nasional. Berikut ini terdapat 23 lagu nasional lengkap dengan lirik dan penciptanya yang dikutip dari buku Seri Lengkap Lagu Wajib Nasional oleh Tim Smart Voice dan buku Kumpulan Terlengkap Lagu Wajib Nasional oleh Harris S. Yulianto.
Lagu dengan judul Bagimu Negeri diciptakan Kusbini tepat di tahun 1942. Menarik untuk diketahui, ternyata syair lagu ini pernah diubah guna untuk menyamarkan pesan perjuangan ada secara tersirat di dalam lagu ini supaya tak diketahui oleh penjajah Jepang pada kala itu.
Padamu negri kami bernjanji
Padamu negri kami berbakti
Bagimu negri kami mengabdi
Bagimu negri jiwa raga kami
WR Supratman Tulis Lagu Indonesia Raya
Ide penulisan lagu Indonesia Raya bermula saat WR Supratman membaca tulisan di majalah terbitan Solo, Jawa Tengah, bernama Timbul. Dalam buku tersebut tertulis "Alangkah baiknya jika ada seorang pemuda Indonesia yang dapat menciptakan lagu kebangsaan, karena bangsa-bangsa lain sudah memiliki lagu kebangsaan mereka sendiri."
Membaca tulisan tersebut, Wage Rudolf Supratman termotivasi dan mulai menulis teks lagu Indonesia Raya. Lagu Indonesia Raya lahir pada pertengahan tahun 1928. Indonesia Raya pertama kali dikumandangkan pada tanggal 28 Oktober 1928 tepatnya saat Kongres Pemuda Indonesia II.
Lagu itu dikumandangkan dengan iringan gesekan biola WR Supratman di depan seluruh peserta kongres. Setelah itu, dibacakan Putusan Kongres Pemuda yang dikenal dengan Sumpah Pemuda.
Setelah Kongres Pemuda Kedua, WR Supratman sempat menjadi incaran pihak Belanda. Hal itu dikarenakan kata "Merdeka, Merdeka" pada lagu karangannya, Indonesia Raya.
Wage Rudolf Supratman, pencipta lagu Indonesia Raya, meninggal dunia akibat gangguan jantung. Ia wafat pada tanggal 17 Agustus 1938 di Jalan Mangga No.21, Tambak Sari, Surabaya, dan dimakamkan di Pemakaman Umum Kapasan, Jalan Tambak Segaran Wetan, Surabaya.
Indonesia Raya merupakan lagu kebangsaan yang juga menjadi lagu wajib nasional. Lagu ini kerap dikumandangkan pada acara-acara penting.
Tak hanya jelang peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI), lagu Indonesia Raya juga dinyanyikan dalam upacara bendera, seminar, pertandingan bola, sampai konser sekalipun.
Hal ini tentu tak lepas dari peran penting lagu tersebut dalam sejarah kemerdekaan Indonesia yang dapat lepas dari belenggu penjajahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari Sabang Sampai Merauke
Pencipta: R. Soeharjo
Sebenarnya lagu ini pada mulanya diberi judul Dari Barat Sampai ke Timur, lalu diubah atas saran dari Soekarno sehingga judulnya diubah menjadi Dari Sabang Sampai Merauke. Lagu ini mengisahkan kondisi geografis Indonesia yang melintang dari Sabang sampai Merauke.
Dari Sabang sampai Merauke
Sambung menyambung menjadi satu
Indonesia tanah airku
Menjunjung tanah airku
Tanah airku Indonesia
Pencipta: Ismail Marzuki
Lagu ini dirilis pada tahun 1945, penciptanya yakni Ismail Marzuki. Liriknya mengisahkan mengenai kehilangan para pahlawan yang gugur di medan perjuangan dalam membela bangsa. Seperti tujuan diciptakannya lagu ini, yakni untuk menghormati tentara Indonesia yang gugur pada masa Revolusi Nasional Indonesia.
Betapa hatiku takkan pilu
Telah gugur pahlawanku
Betapa hatiku takkan sedih
Hamba ditinggal sendiri
Siapakah kini pelipur lara
Nan setia dan perwira
Siapakah kini pahlawan hati
Pembela bangsa sejati
Telah gugur pahlawanku
Tunai sudah janji bakti
Gugur satu tumbuh seribu
Gugur bungaku di taman bakti
Harum semerbak menambahkan sari
Pencipta: Ismail Marzuki
Lagu yang memiliki judul Halo-Halo Bandung oleh Ismail Marzuki ini ditulis berdasarkan pada peristiwa masa lampau, yakni Bandung Lautan Api.
Tidak berjumpa dengan kau
Sekarang sudah menjadi lautan api
Mari bung rebut kembali
Lagu nasional yang satu ini merupakan karya dari H. Mutahar pada tahun 1946. Ternyata lagu ini dibuat di dalam toilet Hotel Garuda Yogyakarta. Hal tersebut diakui oleh Mutahar sendiri. Pada masa itu meminta dicarikan secarik kertas dan pena untuk mencurahkan idenya.
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih dikandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia tetap sedia
Hymne Guru menceritakan mengenai seorang guru yang berjasa bagi murid-muridnya. Guru dalam lagu ini digambarkan sebagai patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa. Lagu ini diciptakan oleh Sartono pada tahun 1980.
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa
Pencipta: W.R. Supratman
R.A Kartini dikenal sebagai sosok pejuang emansipasi bagi kaum hawa, sama seperti yang dikisahkan melalui lirik lagu ini.
Pendekar kaumnya untuk merdeka
Wahai ibu kita Kartini
Sungguh besar cita-citanya bagi Indonesia
Putri yang merdeka cita-citanya
Pencipta: Ismail Marzuki
Pada beberapa referensi disebutkan bahwa pencipta lagu ini ialah Ismail Marzuki. Meski demikian, sebenarnya lagu ini ditulis oleh komposer tak dikenal pada sekitar tahun 1950-1960-an.
Ait matanya berlinang
Emas intannya terkenang
Hutan gunung sawah lautan
Lihatlah putra-putrimu
Untuk nusa dan bangsa
Air matanya berlinang
Emas intannya terkenang
Hutan gunung sawah lautan
Untuk nusa dan bangsa
Pencipta: Ismail Marzuki
Lagu Indonesia Pusaka diciptakan oleh Ismail Marzuki. Lagu ini mengisahkan tentang Indonesia yang dikatakan sebagai karya indah dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Selalu dipuja-puja bangsa
Disana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Sampai akhir menutup mata
Sungguh indah tanah air beta
Tiada bandingnya di dunia
Karya indah Tuhan Maha Kuasa
Bagi bagsa yang memujanya
Indonesia ibu pertiwi
Kau ku puja kau ku kasihi
Tenagaku bahkan pun jiwaku
Kepadamu rela ku beri
Pencipta: W.R. Supratman
Seperti yang disebutkan dengan melalui buku berjudul Meluruskan Sejarah dan Riwayat Hidup, Wage Rudolf Supratman oleh C. Hutabarat, bahwa W.R. Supratman memperoleh ide untuk menulis lagu ini ketika membaca tulisan dalam majalah terbitan Solo bernama Timbul.
Indonesia tanah airku
Di sanalah akau berdiri
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan tanah airku
Bangsaku rakyatku semuanya
Tanahku negeriku yang kucinta
Hiduplah Indonesia raya
Tanahku negeriku yang kucinta
Hiduplah Indonesia raya
Pencipta: C. Simanjuntak
Maju Tak Gentar diciptakan oleh Cornel Simanjuntak ketika masa penjajahan. Diciptakannya lagu ini bertujuan untuk meningkatkan semangat perjuangan serta rasa nasionalisme.
Maju tak gentar membela yang benar
Maju tak gentar hak kita diserang
Maju serentak mengusir penyerang
Maju serentak tentu kita menang